'Tolong Jemput' Video Call Terakhir Resa, Korban Bus Maut Sumedang, Jemputan Tiba Sudah Jadi Jenazah
Maret 11, 2021
Edit
"Tolong jemput aku jam 21.00 WIB ya!" video call terakhir Resa sesaat sebelum jadi korban bus maut di Sumedang. Begitu dijemput, Resa sudah jadi jenazah, keluarga syok berat!
Kecelakaan maut terjadi di Sumedang, Jawa Barat. Kecelakaan yang melibatkan bus berisi rombongan SMP IT Al Muawwanah tersebut, menyebabkan 27 orang meninggal dunia.
Salah seorang korban yang meninggal dunia dalam kecelakaan mengerikan tersebut yakni, Resa Siti Khoeriyah.
Sebelum berangkat bersama rombongan lainnya, san ibu, Yayat (50), telah melarang Resa untuk berangkat karena cuaca sedang tidak bersahabat.
Selain itu, sehari sebelum berangkat, Resa sempat mengeluh tangannya kaku.
"Gak usah ikut, Teh, sekarang musim hujan. Tapi, dia bilang harus ikut."
"Gimana lagi atuh karena sudah direncanakan dari awal, kata si Teteh," ujar Yayat menirukan Resa saat ditemui di rumah duka di Kampung Pasirlaja, Desa Cisalak, Kabupaten Subang, Kamis (11/3/2021), dikutip Tribunnews dari Tribun Jabar.
Lebih lanjut, Yayat mengatakan Resa sempat video call ayah sesaat sebelum kecelakaan terjadi.
Namun, kebetulan video call tersebut diangkat oleh Yayat.
Lewat panggilan video call, Resa mengabarkan dirinya tiba di Wado dan minta dijemput pukul 21.00 WIB.
"Dia ngasih kabar sudah sampai di Wado agar dijemput jam sembilan," ujar Yayat.
Tak lama kemudian, keluarga Resa mendapat kabar soal kecelakaan bus pariwisata Sri Padma Kencana di tanjakan Cae, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang.
Ayah Resa kemudian bergegas ke RSUD Sumedang untuk menemui sang putri.
Sesuai permintaannya, Resa dijemput sang ayah tepat pukul 21.00 WIB.
Namun, Resa sudah dalam kondisi tak bernyawa.
Tak hanya keluarga, calon suami Resa yang kini bekerja di Korea juga berduka.
Kakak Resa, Witono (30), mengatakan sang adik rencananya akan menikah akhir tahun nanti.
"Dia juga sudah melangsungkan pertunangan bersama teman lelakinya," ungkap Witono.
"Sekarang teman lelakinya masih di Korea, jadi TKI. Rencananya, pernikahan dilangsungkan setelah calon suami selesai kontrak dan pulang ke Indonesia akhir tahun nanti," imbuhnya.
Bus Sri Padma Kencana bernopol T 7591 TB yang mengalami kecelakaan di Tanjakan Cae, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (10/3/2021) malam pukul 18.30 WIB.
Mengutip Tribun Jabar, bus diketahui mengangkut 66 penumpang.
Dari total tersebut, sebanyak 27 orang meninggal dunia, sementara 39 lainnya selamat.
Tanjakan Cae Dikenal Ekstrem
Tanjakan Cae yang menjadi lokasi kecelakaan bus tersebut dikenal ekstrem.
Hal ini disampaikan warga setempat, Waslim, yang mengaku paham kondisi Tanjakan Cae.
Mengutip Kompas.com, Waslim mengatakan kondisi Tanjakan Cae menanjak dan berkelok.
Apabila sopir tak tahu kondisi Tanjakan Cae, Waslim menyebut akan kesulitan mengendalikan kendaraannya.
"Kondisinya memang menanjak dan berkelok. Kalau sopir yang tahu medan di sini pasti sudah paham."
"Mungkin sopirnya ini tidak tahu medan, jadi sebelum masuk jurang tidak paham cara mengendalikan busnya," bebernya, Rabu.
Hal senada juga diungkapkan Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir.
Dilansir Kompas.com, Dony mengatakan Tanjakan Cae memang rawan kecelakaan.
Ia pun menegaskan, semua pengendara yang melintas di Tanjakan Cae harus berhati-hati.
Terkait kecelakaan maut yang terjadi pada Rabu malam, Dony berjanji akan secepatnya mengambil tindakan.
"Iya memang di sana sering terjadi kecelakaan, di sana memang harus hati-hati."
"Jalan ini jalan provinsi tapi kami tetap sediakan lampu PJU-nya, marka jalan, dan sebagainya. Ini jadi perhatian kami secepatnya," tutur dia, Rabu.
Lebih lanjut, Dony menerangkan bahwa sebelumnya terdapat longsoran di Tanjakan Cae.
Namun, TNI-Polri dan pihak kecamatan telah membersihkannya.
"Sebenarnya kemarin TNI-Polri dan pihak kecamatan sudah membersihkan ada longsoran, sudah kami atasi sejak kejadian sebelumnya."
"Tapi terjadi lagi (kecelakaan) di tempat itu lagi, memang harus ada penanganan dan tindakan di Tanjakan Cae ini," terangnya.
Tak hanya itu, Kapolda Jawa Barat, Irjen Ahmad Dofiri, juga menyebut Tanjakan Cae bukanlah jalur alternatif yang bisa dilalui kendaraan besar.
Pasalnya, kata Dofiri, Tanjakan Cae cukup curam dan berkelok.
"Jalur alternatif ini juga cukup curam dan berkelok. Sebenarnya tidak boleh dilalui kendaraan besar, dan memang jalur ini biasanya tidak dilalui bus besar."
"Ini juga kan busnya tidak biasa, bus pariwisata yang tidak biasa lewat sini," kata Dofiri, Kamis, dilansir Kompas.com.
Dofiri pun mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki penyebab kecelakaan bus di Sumedang.
"Saat ini kami belum dapat menyimpulkan penyebab kecelakaan."
"Tetapi yang pasti ini jalur alternatif yang seharusnya tidak dilalui bus besar. Selain itu, saat kejadian hujan," ujarnya.