Terjepit saat Bus Masuk Jurang, Eha Buka Baju Demi Selamat: Saya Terpaksa Tel4njang untuk Keluar
Maret 11, 2021
Edit
Kecelakaan maut bus di Sumedang, Rabu (10/3/2021) masih menyisakan duka bagi para korban dan keluarga yang ditinggalkan.
Eha Nuraeti (55) adalah salah satu korban selamat dalam kecelakaan maut bus di Tanjakan Cae, Wado, Sumedang, Rabu (10/3/2021) malam.
Warga Pasirlaja, Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Subang, ini ikut mendampingi anaknya dalam rombongan ziarah tersebut karena khawatir jika sang anak pergi sendirian.
Eha bercerita tentang bagaimana prosesnya ia bisa selamat.
Eha mengaku, sebelum bus tersebut oleng, ia mencium baru hangit kanvas rem.
Ketika salah satu penumpang bertanya kepada sang sopir perihal keadaan mobil tersebut, Eha kaget karena sang sopir berkata rem bus tersebut blong.
Mobil tersebut akhirnya terjungkal ke dasar jurang di Tanjakan Cae, Wado, Sumedang.
Eha bersama para panumpang lain sempat serempak bersalawat seraya berdoa kepada Yang Mahakuasa.
Banyak di antara mereka yang mengucap takbir ketila bus tersebut dalam keadaan oleng.
Eha juga mengaku ia tak tahu persis apa yang terjadi pada saat peristiwa itu berlangsung.
Tapi ia menjelaskan secara detail saat ia menyelematkan diri dari bus tersebut.
"Saya terpaksa harus telanjang untuk keluar dari dalam bus.
Awalnya saya malu, tapi saat itu juga mati lampu dan keadaan gelap saya buka saja bajunya," ujar Eha ketika diwawancara awak Tribun Jabar di kediamannya, Kamis (11/3/2021).
"Saya waktu itu tengkurap, baju dan kaki terjepit, waktu itu bilang ke si Ujang (keponakan Eha) masa Ibu buka baju telanjang."
"Kata si Ujang, gak apa-apa buka baju yang penting buka."
"Setelah baju dibuka, saya keluar, tapi gak tau keluarnya ke mana."
"Terus saya lihat ada selimut jok bus, dipake sama saya terus jalan kaki ke rumah warga yang menolong untuk istirahat sambil minta ganti baju," ujar Eha.
Masih diceritakan Eha, ia sendiri awalnya tidak berniat ikut rombongan ziarah.
Namun, ia ikut karena khawatir kepada anaknya yang siswa SMP IT Al Muawanah yang saat itu jadi peserta rombongan ziarah.
"Saya khawatir terjadi sesuatu, ada firasat gak enak.
Awalnya emang cuma mau nganter Ucup sampai ke depan bus."
"Tapi diajak karena masih ada kursi kosong, akhirnya pulang, siap-siap mandi ikut ke sana," imbuhnya.
Eha, yang saat itu hendak pergi ke sawah, akhirnya ikut juga bersama Yusup, putranya, yang ikut ziarah.
Eha, Yusup, dan Ujang termasuk dalam korban selamat pada kecelakaan maut tersebut.
Eha mengatakan, ziarah merupakan kegiatan sekolah yang diadakan pihak sekolah setiap tahunnya.
Eha juga memerinci ongkos ziarah tersebut.
"Siswa yang ikut harus membayar Rp 350 ribu. Kalau orang tua pendamping yang ikut bayar Rp 250 ribu."
"Kalau gak ikut siswa tetap harus bayar Rp 100 ribu untuk biaya komputer," katanya.