Sosok Yudi Awan Sopir Bus Sri Padma Diduga Tak Tau Jalan Pulang Hingga Pakai Google Maps



Pengemudi bus pariwisata Sri Padma Kencana, Yudi Awan turut menjadi korban tewas dalam kecelakaan maut di Sumedang.

Sopir bus dinilai tidak mampu mengendalikan kendaraan hingga membuat seluruh penumpang yang berjumlah 66 orang masuk ke dalam jurang.

Bahkan polisi mensinyalir kalau Yudi menggunakan aplikasi google maps akibat tidak mengetahui jalan pulang ke Subang.

Dia kemudian menempuh jalan yang tidak biasa dilalui bes besar. Bus kemudian terperosok saat tidak mampu berjalan stabil di Tanjakan Cae, Sumedang.

Akibat 27 korban tewas dalam kecelakaan ini.

Berdasarkan identitasnya Yudi merupakan pria kelahiran Bandung, 12 September 1979.

Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigjen Pol Kushariyanto menjelaskan kronologis kecelakaan maut bermula dari bus yang diduga hilang kendali hingga terbanting dan terperosok ke jurang di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Peristiwa itu sendiri berdasarkan analisa sementara, menurutnya terjadi sekitar pukul 18.30 WIB, Rabu (10/3/2021).

Kontur jalan yang menurun panjang serta menikung itu diduga membuat bus bergoyang sebelum akhirnya mengalami kecelakaan.

"Akhirnya sopir ini banting stir ke kiri, dia sempat muter kena guard rail (pagar pengaman jalan) ini, jadi dari kepala posisi di depan dia langsung menjadi terbalik," kata Kushariyanto di lokasi kecelakaan, Kamis.
Adapun sejauh ini menurutnya hal itu masih dugaan sementara karena pihaknya masih terus melakukan penyelidikan di lokasi dengan metode Traffic Accident Analysis (TAA).

Selain itu, ia juga menduga salah satu faktor bus itu hilang kendali adalah karena kelebihan muatan penumpang.

Dari data yang diterima, jumlah penumpang memang tidak sebanding dengan jumlah tempat duduk.

"Karena kondisi penumpang itu 66 orang yang notabene di situ harusnya cuma 62 atau 63 tempat duduk," kata dia.
Dia memastikan, jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Garut dan Sumedang melalui kawasan Wado dengan lebar sekitar enam meter itu memang tidak seharusnya digunakan oleh kendaraan sejenis bus besar.

Dia menduga sopir bus tidak mengenali kontur dan kesempitan jalur akan dilaluinya itu.

Sopir itu, kata dia, diduga menggunakan aplikasi peta daring untuk menentukan jalan yang akan dilalui untuk menuju Kabupaten Subang.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari mengatakan bus yang ditumpangi para pelajar dan orang tuanya itu hendak kembali menuju Kabupaten Subang setelah berziarah ke kawasan Tasik dan berwisata ke Pangandaran.

Dari data yang diterima, menurutnya isi penumpang bus itu terdiri dari 70 persen merupakan orang tua pelajar, dan 30 persen merupakan pelajar.

"Kalau kendaraan besar sesungguhnya tidak diperkenankan ke jalur ini," kata Hery.
kasih iklan bawah artikel/iklan pintar

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

×
Latihan Direk Link

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel