Hal Terakhir yang Dilakukan Habib Hasan sebelum Meninggal : Sebar Uang untuk Kaum Papa di Surabaya
Maret 11, 2021
Edit
Pengusaha Solo Habib Hasan Mulachela meninggal dunia, Jumat (12/3/2021) pukul 06.56 WIB.
Habib Hasan meninggal setelah mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit di Jakarta.
Adik Ipar Habib Hasan, Syaifullah mengatakan sampai saat ini, jenazah masih berada di Jakarta.
"Rencana disalatkan di sana, sebelum di berangkatkan ke sini. Akan disemayamkan di rumah duka terlebih dulu," kata Syaifullah, ditemui di rumah duka, Jumat (13/3/2021).
Habib Hasan, sambung Syaifullah, sempat pergi ke Pasar Turi, Surabaya.
Mendiang diketahui melakukan aksi bagi-bagi di sana sebelum bertolak ke ibukota.
"Beliau sempat sakit. Usianya juga sudah 60 tahun lebih. Beliau meninggalkan 7 anak dan banyak cucu," tutur dia.
"Ini belum ada tiga minggu setelah kakak kandungnya meninggal dunia," tambahnya.
Pihak keluarga yang di Kota Solo masih menunggu kedatangan jenazah Habih Hasan.
Sejumlah persiapan, mulai penataan kursi di rumah duka sudah dilakukan dengan pengaturan jarak.
Pemasangan bendera berkabung dilakukan pada tiang listrik depan rumah.
Syaifullah mengatakan pihaknya belum tahu apakah nanti akan menempuh jalur darat atau udara.
Keluarga masih memastikan ketersediaan tiket pesawat terlebih dahulu.
"Nanti akan dimakamkan di makam muslim Klumprit Sukoharjo," katanya.
Biografi Habib Hasan
Kabar duka datang dari tokoh Solo, Habib Hasan Mulachela.
Habib yang dikenal dermawan itu meninggal dunia di Jakarta pada Jumat (12/3/2021) pagi.
Kabar tersebut dibeberkan oleh putri Habib Hasan, Kareema.
Awalnya Kareema mengirimkan kabar melalui grup WhatsApp wartawan.
"Teman-teman ayah sudah nggak ada. Habib Hasan meninggal dunia tadi sekitar pukul 06.56 WIB," katanya kepada TribunSolo.com.
"Kami minta doa terbaik untuk Ayah Kami," kata dia.
Soal penyebab meninggalnya Habib Hasan Mulachela belum diketahui.
Rencana Habib Hasan akan dibawa ke rumah duka siang ini dari Jakarta ke kediamannya di Kecamatam Pasar Kliwon, Kota Solo.
Profil Habib Hasan Mulachela
Habib Hasan termasuk sosok yang terkenal di Kota Solo, baik di kalangan wong cilik maupun kalangan lintas agama.
Habib Hasan Mulachela lahir di Kota Solo, pada 7 Juli 1957.
Selain tokoh agama, Habib Hasan juga memiliki sejumlah usaha di Kota Bengawan.
Terlepas dari kiprahnya sebagai pengusaha, salah satu yang paling ikonik adalah aksinya mengeluarkan uang kocek pribadi ratusan juta rupiah untuk membeli sembako dan membagikan uang untuk warga miskin.
Semasa hidup, Habib Hasan dikenal selalu energik dan tak mau kalah dari anak muda.
Saat bagi-bagi sembako, Habib Hasan kerap mengemudikan sendiri mobil kesayangannya Honda CR-Z Hybrid warna kuning.
Di bagasi mobilnya itu, ia menyimpan sembako untuk diberikan kepada warga yang membutuhkan.
Betapa nyentriknya Habib Hasan juga terlihat dari selera musiknya.
Meski penampilan Islami, namun habib satu ini jusru sangat menyukai musik reggae Bob Marley.
Bagi Habib Hasan, musik Bob Marley tak sekadar asal bunyi saja, melainkan juga bisa meningkatkan kadar keimanannya.
Miris Kalau Lihat Warga Tak Mampu Beli Beras
Habib Hasan Mulachela pernah mengaku kaget lantaran masih ada warga Kota Solo yang tidak mampu membeli beras.
Hal itu ia ungkapkan saat aksi sosial bagi-bagi beras di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, Kamis (31/12/2020).
Seperti biasa saat melakukan aksi bagi-bagi beras tersebut dia menemukan ada warga yang masih kesusahan.
"Tadi saya menemukan warga yang masih makan nasi aking," aku dia kepada TribunSolo.com.
Habib menceritakan ada warga yang dia temukan mengaku tidak bisa membeli beras.
"Saya miris, masih ada warga yang kesusahan karena tidak bisa makan," papar dia.
Habib mengatakan, orang yang makan nasi aking itu hidup sebatang kara dan mengaku tidak bisa membeli beras.
"Dia tidak mampu," papar Habib Hasan.
Habib berharap bisa memberikan hadapan baru dan menolong warga tersebut.
"Kalau pemerintah mau cek seperti ini akan tahu kondisi masyarakat," jelasnya.
Kenangan Terakhir di Pasar Turi
Dua hari sebelum berpulang, ternyata Habib Hasan masih beraktivitas di Surabaya.
Habib Hasan diketahui beraktivitas di Pasar Turi Surabaya pada Rabu (3/3/2021).
Habib datang bersama Anggota Watimpres RI (Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia), Muhammad Mardion untuk menuju Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Turi yang berada di atas jalan raya.
Ketua Perhimpunan Pedagang Pasar Turi, Muhammad Taufik Al-Djufri, menyambut kedatangan mereka dan menunjukkan kondisi TPS yang sudah mulai rusak.
Juga keberadaan gedung Pasar Turi Baru yang sepi, baik pedagang maupun pengunjung.
"Inilah kondisi Pasar Turi yang ada Pak. Ada sekitar 6.000 pedagang yang belum bisa berdagang secara nyaman pasca kebakaran Pasar Turi 13 tahun yang lalu," kata Muhammad Taufik Al-Djufri.
Rombongan kemudian masuk ke TPS dan melihat kondisinya. Serta kondisi Pasar Turi Baru yang juga masih sepi pedagang, sehingga banyak yang tutup.
"Dengan kehadiran pak Mardiono, saya punya harapan besar. Beliau sangat peduli.
Beliau sebenarnya nggak bisa hadir tapi ini disempatkan. Diberi kemudahan Allah," ujar Habib Hasan, saat mendampingi Mardiono berkeliling.
Sementara Mardiono mengatakan, Pasar Turi ini merupakan bagian dari pusat perdagangan di Surabaya yang konsumennya luas hingga ke seluruh Jawa Timur (Jatim) hingga ke Indonesia Timur.
"Mereka juga bisa disebut bagian dari UMKM. UMKM adalah tulang punggung ekonomi di Indonesia, dan saya pun merasa bersedih dengan permasalahan disini yang sudah bertahun-tahun tak kunjung selesai," ungkap Mardiono.
Oleh karena itu, dirinya mencoba ikut andil mengurai untuk bagaimana mencari solusi agar permasalan Pasar Turi bisa kita selesaikan sehingga para pedagang dan para konsumen itu bisa bertransaksi kembali dengan aman dan nyaman.
Selama ini, lanjut Mardiono, Pasar Turi menjadi ikon Surabaya bahkan Jawa Timur. Bahkan sejak puluhan lalu telah mendatangkan devisa yang cukup besar.
Pasar Turi menjadi gerbang perekonomian di Indonesia bagian timur.
"Para pedagang ini adalah pahlawan yang harus mendapat perhatian dengan baik.
Tentu pemerintah harus memberikan perhatian khusus, saya mencoba menjembatani agar kasus yang sudah berlarut-larut ini bisa kita selesaikan," ungkapnya.
Solusi yang ditawarkan adalah win win solution. Yakni dengan menyelamatkan pedagang serta para konsumen agar mereka mereka bisa bertransaksi dengan nyaman.
Sehingga, konsumen yang dulu pernah menjadi pelanggan tetap di Pasar Turi akan kembali seperti dulu.
"Saya pernah menjumpai orang Papua, ada orang Makasar, Maluku, itu belanja ke Tanah Abang, padahal lebih deket ke Surabaya. Nah mestinya kembali lagi seperti dulu," jelas Mardiono.
Anggota Watimpres Ri itu pun berterimakasih kepada Habib Hasan Mulachela karena telah mengajaknya untuk datang ketempat-tempat dimana ada permasalahan sosial ekonomi, salah satunya di Pasar Turi tersebut.
Artikel : Tribunnews