'Dede Nyariin Papa', Chat Terakhir Istri Awak KRI Nanggala Yang Lagi Hamil Ke Suami, Banjir Doa Pilu
April 25, 2021
Edit
Kepiluan yang dirasakan Mita Sofia Kurniaviratama istri Sertu Bah Yoto Eki Setiawan menjadi sorotan di media sosial.
Diketahui Sertu Bah Yoto Eki Setiawan merupakan awak kapal selam KRI Nanggala 402.
Mita Sofia Kurniaviratama sangat berharap suaminya tersebut bisa segera ditemukan.
Dilansir TribunJatim.com dari TribunnewsBogor.com, Mita dan Sertu Bah Yoto Eki Setiawan menikah pada 8 November 2020.
Kini Mita tengah mengandung anak Sertu Bah Yoto Eki Setiawan.
Di tengah kehamilannya kini, Mita justru mendapat cobaan berat.
Kapal selam KRI Nanggala 402 yang membawa suaminya dinyatakan tenggelam.
Lewat akun TikTok, Mita pun meminta doa dari netizen.
"Warga tiktok minta bantuan doa buat suami dan seluruh crew kapal selam nanggala-402 #prayfornanggala402," tulis Mita.
Dalam video unggahannya, Mita menyertakan foto saat menikah dengan Sertu Bah Yoto Eki Setiawan.
Mita juga mem-posting capture chat untuk suami.
"Kapan kaka bales chat adek. Adek pengen tahu kabar Papa Owe skarang. Adek pengen lihat Kaka,
Papa Owe gak kasian sama Dedek Owe ta. Dedek Owe dari kemarin-kemarin nyariin papanya. Dede owe nendang-nendang terus sampai perut adek tiba-tiba nyeri kak,
Dedek Owe juga doain Papa Owe. Papa Owe yang sabar ya. Sebentar lagi kapal NGL ketemu, terus dibawa ke permukaan lagi. Papa Owe semangat ya, Dedek Owe sudah nungguin papa pulang," tulis Mita di WhatsApp.
Selain itu, Mita juga menyertakan video saat sedang mengelus perutnya.
Selain di TikTok, Mita juga meminta doa lewat akun Instagram-nya.
"Minta bantuan doa sebanyak-banyaknya buat suami dan seluru crew KRI Nanggala-402
Semoga hari ini naik ke permukaan dengan selamat dan membawa kabar baik," tulis Mita di Instagram Story-nya.
Unggahan Mita tersebut pun banjir ungkapan doa dari para netizen.
Sementara itu, dilansir dari Tribunnews.com, Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, isyarat subsunk (tenggelam) untuk KRI Nanggala-402 dinyatakan setelah melakukan pencarian selama 72 jam.
"Pagi dini hari tadi merupakan batas akhir live support berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala selama 72 jam."
"Unsur-unsur TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menuju fase tenggelamnya KRTI Nanggala," ujar Hadi dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).
Adapun barang-barang yang ditemukan yaitu pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan di botol oranye pelumas periskop kapal selam.
Ditemukan juga alat yang dipakai ABK Nanggala untuk shalat dan spons untuk menahan panas pada presroom.
"Dengan adanya bukti otentik Nanggala, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss menjadi subsunk," ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.
Sementara itu, Yudo Margono menegaskan bahwa tenggelamnya KRI Nanggala-402 bukan karena ledakan.
Hal itu disampaikan Yudo untuk menjawab pertanyaan terkait temuan serpihan dan sejumlah barang milik KRI Nanggala-402.
"Bukan ledakan, kalau ledakan ambyar semua," ujar Yudo saat konferensi pers dikutip dari Kompas TV, Sabtu (24/4/2021).
Yudo mengatakan, jika terjadi ledakan, sonar dipastikan bisa mendeteksi.
"Karena retakan jadi secara bertahap di bagian tertentu, dia turun ada fase-fase dari kedalaman 300 m, 400 m, 500 m ada keretakan. Kalau ledakan ini terdengar di sonar," ujar Yudo.
"Pada fase subsunk nanti akan kita siapkan untuk evakuasi medis terhadap ABK yang kemungkinan masih selamat."
"Kita evakuasi baik nanti ke Surabaya atau nanti ke Banyuwangi nanti akan kita lanjutkan ke proses berikutnya," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, kapal selam milik Indonesia yaitu KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) dini hari.
Kapal ini merupakan salah satu kapal selam yang resmi menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia pada 1981.
Berdasarkan keterangannya, KRI Nanggala-402 diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata.
Adapun kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.
Peluncuran torpedo ini merupakan rangkaian kegiatan latihan yang tergabung dalam Gugus Tugas Penembakan Senjata Strategis TNI AL.
Latihan ini sedianya digelar Kamis (22/4/2021).
Akan tetapi, latihan tersebut terpaksa dibatalkan akibat peristiwa hilangnya KRI Nanggala.
Sebanyak 21 KRI dan helikopter dikerahkan untuk mencari keberadaan KRI Nanggala-402.
KRI Naggala merupakan salah satu kapal selam yang resmi menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia pada 1981.